Jujutsu Kaisen: Apa itu Culling Game dan Bagaimana Aturannya?

Jujutsu Kaisen Culling Game
Jujutsu Kaisen Culling Game

Culling game adalah sebuah permainan battle royale yang diadakan oleh geto palsu atau kenjaku, seorang penyihir kuno yang ingin menciptakan revolusi manusia dengan menggabungkan penduduk Jepang dengan master tenggen, seorang penyihir yang memiliki kekuatan untuk menghubungkan dunia manusia dan dunia roh. Culling game ini berlangsung di 10 titik berbeda di seluruh penjuru Jepang, kecuali Hokkaido, yang disebut dengan koloni. Tiap-tiap koloni terhubung oleh tirai atau penghalang yang membentuk sebuah garis. Geto palsu berencana untuk memindahkan seluruh penduduk Jepang ke sisi lain atau igan, untuk menggabungkan mereka dengan master tenggen. Sisi lain adalah istilah yang merujuk ke dunia setelah kematian atau akhirat, yang dipercaya sebagai perbatasan antara hidup dan mati.

Untuk mengikuti culling game, para pemain harus ditemani oleh segami bernama kogane, yang berperan sebagai game master. Kogane adalah makhluk roh yang bisa berkomunikasi dengan pemain melalui teknik kutukan. Kogane juga bertugas untuk memberikan poin kepada pemain yang berhasil membunuh pemain lain. Poin ini bisa digunakan untuk bernegosiasi dengan kogane dan menambahkan aturan baru untuk culling game.

Culling game memiliki delapan aturan dasar yang harus dipatuhi oleh para pemain. Berikut adalah penjelasan singkat tentang aturan-aturan tersebut:

1. Setelah teknik kutukannya bangkit, pemain harus mendeklarasikan partisipasinya dalam culling game di koloni pilihan mereka dalam 19 hari. Aturan ini menegaskan bahwa penyihir yang dibangkitkan oleh geto palsu wajib mengikuti culling game. Penyihir-penyihir ini adalah mereka yang telah dibangkitkan teknik kutukannya oleh geto palsu dan juga mereka-mereka yang telah dijadikan wadah untuk penyihir-penyihir yang pernah berkontrak dengan geto palsu sejak ribuan tahun yang lalu.

2. Setiap pemain yang melanggar aturan pertama akan dikenai penghapusan teknik kutukan. Aturan ini menjelaskan bahwa jika penyihir yang dibangkitkan oleh geto palsu menolak untuk ikut culling game, teknik kutukan mereka akan dihilangkan dengan cara merusak otak mereka, atau dengan kata lain, membunuh mereka. Hal ini juga berlaku jika para pemain memutuskan untuk berhenti di tengah-tengah game.

3. Non-pemain yang masuk ke dalam koloni akan langsung menjadi pemain dan dianggap telah mendeklarasikan keikutsertaan mereka dalam culling game. Aturan ini menjelaskan bahwa semua orang, entah itu warga sipil atau penyihir di luar dari yang dibangkitkan oleh geto palsu, bisa saja ikut serta dalam culling game dengan cara masuk ke salah satu koloni. Namun, warga sipil yang dari awal sudah ada di dalam koloni diperbolehkan keluar, karena tirai atau penghalang yang mengelilingi koloni diperkuat sumpah untuk melarang keluar pemain yang sudah sukarela masuk.

4. Pemain memperoleh poin dengan mengakhiri hidup pemain lain. Aturan ini menegaskan bahwa satu-satunya cara untuk pemain memperoleh poin dalam culling game adalah dengan membunuh pemain lain yang ada di dalam koloni mereka.

5. Poin akan dibutuhkan oleh game master dan poin-poin tersebut menunjukkan nilai atau harga nyawa tiap pemain. Umumnya, seorang penyihir akan dihargai lima poin, sementara non-penyihir akan dihargai satu poin. Aturan ini menjelaskan bahwa tiap-tiap pemain akan dibanderol dengan poin yang berbeda-beda, tergantung dari status dan kemampuan mereka sebagai penyihir atau non-penyihir.

6. Tanpa menghitung poin dari nyawanya sendiri, pemain dapat menukar 100 poin untuk bernego dengan game master dan menambah satu aturan baru untuk culling game. Aturan ini menjelaskan bahwa pemain bisa menggunakan poin yang mereka peroleh untuk mengubah kondisi culling game dengan cara menambahkan aturan baru yang sesuai dengan keinginan mereka. Aturan ini bisa menjadi kunci dan harapan bagi pemain yang ingin keluar dari culling game atau membantu pemain lain.

7. Sesuai dengan aturan sebelumnya, game master wajib mengabulkan aturan baru yang diminta pemain, kecuali jika aturan yang diminta punya efek yang akan mengubah atau mengakhiri culling game sendiri. Aturan ini menjelaskan bahwa ada batasan-batasan yang harus diperhatikan oleh pemain dalam menambahkan aturan baru. Game master tidak akan mengabulkan aturan yang akan memiliki pengaruh jangka panjang terhadap culling game, seperti menghentikan atau membatalkan culling game. Namun, karena geto palsu bukanlah game master melainkan kogane, geto palsu tidak bisa ikut campur dalam urusan di dalam culling game. Artinya, geto palsu tidak bisa menolak aturan baru yang dirasa akan merugikannya, selama aturan tersebut disetujui oleh kogane. Jadi, bisa dibilang segala keputusan yang berhubungan dengan penambahan aturan baru akan dilakukan seadil mungkin.

8. Jika skor pemain tetap sama selama 19 hari, pemain tersebut akan terkena penghapusan teknik kutukan, atau dengan kata lain, mati. Aturan ini menjelaskan bahwa para pemain harus terus membunuh pemain lain untuk mendapatkan poin dan mencegah penghapusan teknik kutukan. Jika satu pemain berhasil menang dan membunuh semua pemain yang ada di koloninya, dia tetap tidak boleh beristirahat dan harus beralih ke koloni lain untuk membunuh pemain lain. Hal ini akan terus dilakukan para pemain sampai mereka terbunuh atau culling game selesai.

Itulah penjelasan tentang culling game dan aturannya yang akan menemani kita pembaca jujutsu kaisen berbulan-bulan kedepan. Culling game kemungkinan akan menjadi arc besar kedua yang terjadi di manga ini. Dan jika kita melihat betapa brutalnya aturan-aturan yang ada, kita bisa memperkirakan bahwa akhirnya bisa sama atau bahkan lebih dahsyat dari insiden Shibuya kemarin.

Saya harap artikel ini bermanfaat dan menarik bagi Anda. Jika Anda memiliki pertanyaan, kritik, atau saran, silakan tulis di kolom komentar. Terima kasih.

Also Read:
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak

Copyright © ANIMEKO INDONESIA 2023 -