 |
| Anak Haram Sabaramond |
Dead Mount Death Play adalah sebuah manga yang menceritakan tentang seorang dewa mayat yang terlempar ke dunia modern setelah melakukan ritual bunuh diri. Di dunia baru ini, ia harus berhadapan dengan berbagai macam ancaman, baik dari manusia maupun dari makhluk lain yang berasal dari dunia asalnya.
Salah satu ancaman yang mengintai dewa mayat adalah kelompok yang dikenal sebagai “Anak Haram Sabaramond”. Mereka adalah para penyihir yang juga datang dari dunia lain dan memiliki hubungan dengan seorang tokoh misterius bernama Sabaramond. Siapakah Sabaramond itu?
Sabaramond adalah seorang penyihir yang sangat terkenal dan disegani di Kekaisaran Byandy, tempat dewa mayat berasal. Ia adalah kepala dari para penyihir istana dan dikenal sebagai orang yang baik hati dan populer di kalangan rakyat. Ia juga merupakan teman dan rekan dari dewa mayat ketika masih hidup.
Namun, nasib Sabaramond tidak diketahui setelah Kekaisaran Byandy runtuh secara tiba-tiba. Apakah ia masih hidup atau sudah mati? Apakah ia terlibat dalam kejatuhan kekaisaran atau justru menjadi korban? Dan apa hubungannya dengan anak haram yang mengaku sebagai keturunannya?
Anak haram Sabaramond adalah sekelompok penyihir yang memiliki kekuatan yang melanggar hukum alam. Mereka bisa bernapas api, menghidupkan orang mati, dan melakukan hal-hal lain yang tidak masuk akal. Mereka juga memiliki tujuan yang tidak jelas dan bersikap bermusuhan dengan dewa mayat dan orang-orang yang berhubungan dengannya.
Apa motif mereka? Apa yang mereka inginkan dari dunia baru ini? Dan bagaimana mereka bisa datang ke sini? Semua itu masih menjadi misteri yang harus dipecahkan oleh dewa mayat dan para sekutunya.
Dead Mount Death Play season 2 akan mengungkap lebih banyak rahasia dan konflik yang melibatkan Sabaramond dan anak haramnya. Apakah dewa mayat akan bisa menghadapi mereka dan menemukan jawaban yang ia cari? Ataukah ia akan terjebak dalam perang antara dua dunia yang berbeda? Ikuti kisah seru dan menegangkan ini di manga Dead Mount Death Play.
